Kenapa Harus Rajin Baca, Ini Alasannya
Blogiztic.net - Membaca merupakan kegiatan yang tak begitu menonjol di masyarakat. Maka tak heran, jika kegiatan membaca masyarakat Indonesia sangat rendah. Riset yang pernah dilakukan oleh The World’s Most Literate Nations 2016, memaparkan data yang cukup menakjubkan yaitu, peringkat literasi masyarakat dan minat baca Indonesia berada di peringkat ke 60 dari 61 negara. Sedangkan di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di bawah Thailand (peringkat ke 59) dan Malaysia (peringkat ke 53).
Waawww….! Cukup miris ya, hehehhee…!! Dan tentu, dada nyesek nich denger hal tersebut. Jadi, kapan mau maju bangsa kita kalau membaca saja tak mau….! Ini PR kita bersama, sebagai anak bangsa, yang akan meneruskan estafeta Indonesia di kemudian hari.
Untuk melengkapi data penelitian tersebut, minggu lalu saya masuk kelas untuk mengajar mahasiswa semester 7 di salah satu kampus swasta Jakarta. Saya tanyakan pada mereka, berapa buku yang dihabiskan dalam setiap minggu atau setiap bulan. Mereka hanya senyam-senyum.
Saya tak mengerti dengan jawaban tersebut, apakah senyuman mereka menandakan bahwa mereka rajin membaca buku, atau memang benar-benar tak pernah membaca buku sama sekali. Hanya diri mereka sendiri dan Tuhan saja yang lebih mengetahuinya, hehehehe.
Saya pun tak mau kalah, akhirnya senyuman itu saya hajar dengan sebuah pertanyaan pamungkas. “Semenjak kuliah semester satu hingga sekarang, berapa jumlah buku yang dimiliki?” tanya saya penasaran, seperti detektif Conan, hehehe.
Ada yang menjawab tak memiliki buku sama sekali. Waduh, kalau begitu, ngapain lama-lama di kampus kalau gak memiliki satu buku pun. Ya…! kalau menurut saya, ini jawaban yang sangat polos banget, hehehehe…! Saya sih berbaik sangka saja, mungkin dirinya lebih memilih ke perpustakaan, daripada membeli buku.
Terus, ada juga yang menjawab, dengan menyebutkan beberapa judul buku. Ya sekitar empat sampai lima buku lah dia sebutkan. Bisa dibayangkan, masyarakat kampus yang notabene, katanya golongan intelektual, penjaga gerbang ilmu pengetahuan, tak memiliki buku. Yang kemudian diperparah, tak membaca buku juga.
Waduhhhhh….! Miris rasanya….! Dan puyeng dech pala berbiee…!!!
Tentu, tak heran jika masyarakat Indonesia sangat minim hasilkan inovasi. Mau ada inovasi bagaimana, lha wong baca buku saja tak mau. Memangnya, ilmu itu turun dari atas langit.
Ya sudah lah…! Dua data tersebut, yaitu data penelitian The World’s Most Literate Nations 2016 dan pengalaman saya di kelas, bisa jadi gambaran bagi kita, bahwa masyarakat Indonesia sangat minim membaca.
Maka dari itu, ada beberapa alasan, mengapa kita harus rajin membaca, mulai dari buku, majalah, koran, berita online, dan lain sebagainya. Beberapa alasan tersebut, seperti nampak di bawah ini.
Saya sendiri, tak pernah terbayangkan dan bercita-cita menjadi penulis. Berkat, membaca salah satu buku karya Hamka, kalau tidak salah biografi tentang Hamka, saya pun tertarik untuk menjadi penulis. Karena dari sosok Hamka di buku yang saya baca, rasanya unik menjadi seorang penulis. Begitulah, salah satu dampak yang saya rasakan dari membaca buku.
Contoh lain, ada salah seorang teman saya. Dia rajin membaca buku motivasi bisnis. Dia bercita-cita ingin jadi agropreneur, yaitu pebisnis di bidang pertanian, peternakan dan perkebunan. Karena, latar belakang pendidikan S-1-nya, diselesaikan di Fakultas Pertanian.
Dan, Alhamdulillah, apa yang dicita-citakannya, tercapai. Dia sekarang menjadi pebisnis di bidang pertanian dan peternakan. Sudah dua priode, membawa dagangannya berupa hewan qurban ke daerah Jakarta, dari pulau Madura.
Artinya, dengan kita rajin membaca, akan mampu membuka pikiran kita. Kemudian, meyakinkan diri kita, bahwa sesuatu yang menurut kita sebelumnya sangat sulit dan tidak mungkin dicapai, akan mungkin kita capai dengan banyak membaca. Itulah, mengapa membaca akan membuka dunia.
Orang-orang membicarakan cangkok hati dan jantung, dirinya masih membicarakan cangkok jambu monyet. Dirinya tak mengetahui informasi tersebut. Dan ketika diceritakan, tatapannya hanya melongo, seolah-olah terjadi sebuah keajaiban besar. Padahal, informasi tersebut sudah lama. Dirinya sendirilah yang ketinggalan informasi, sehingga hal tersebut nampak hebat.
Orang-orang sudah bisa membaca koran melalui tablet atau android, dirinya masih membaca koran manual dengan menunggu tukang koran setiap pagi. Kadang ngomel-ngomel ke tukang koran, kenapa datang terlambat. Padahal, tetangga sebelah sudah bisa membaca koran melalui tabled atau android semenjak usai Sholat Subuh di pagi hari.
Karena dirinya tidak mengetahui informasi, disebabkan tidak rajin membaca, maka dirinya tertinggal oleh perubahan yang ada di sekitarnya. Inilah pentingnya membaca bagi diri kita masing-masing.
Inovasi, sangatlah dibutuhkan untuk membantu dan mempermudah kehidupan kita sehari-hari. Tanpa banyak membaca, rasanya sulit untuk menelorkan inovasi. Maka dari itu, jika masyarakat kita ingin banyak melahirkan inovasi, perbanyaklah membaca.
Hal yang dibaca, bisa majalah, buku-buku, surat kabar. Semuanya kita baca, sesuai kepentingan kita masing-masing. Baik buku ataupun surat kabar dalam negeri, ataupun buku dan surat kabar luar negeri. Sehingga, kita pun bisa menyerap, ilmu yang dilahirkan di luar negeri, dan kita kembangkan di dalam negeri, sehingga ada inovasi baru.
Sebagai contoh, ilmu pengetahuan di bidang marketing, sangat berkembang. Sekarang ini, marketing sudah bisa melalui WhatsApp (WA), Blackberry Messenger (BBM), dan media internet.
Bagi pebisnis atau pelaku UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang tak mau menggunakan perkembangan ilmu pengetahuan dalam hal marketing disebabkan tak rajin membaca, pasti akan ditinggalkan oleh konsumennya. Karena, konsumen saat sekarang ini menginginkan hal yang mudah dan simpel dalam mengkonsumsi suatu produk dan jasa.
Berbeda halnya, pebisnis UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang rajin membaca. Dirinya akan mengetahui paradigma dan perubahan konsumen. Sehingga, dirinya tak lagi konvensional dalam memasarkan produk dan jasa yang dihasilkan.
Sesekali dirinya menggunakan WhatsApp (WA), Blackberry Messenger (BBM), dan media internet di website pribadinya. Dan sesekali juga, memasarkan di toko online, seperti tokopedia, tokobagus, bukalapak, dan lain sebagainya.
Hilangkan persepsi, bahwa membaca itu hanya untuk anak-anak sekolah, membaca itu untuk anak-anak mahasiswa, membaca itu hanya untuk pejabat, membaca hanya untuk pelaku pasar di pasar modal (capital market). Akan tetapi, jadikan kegiatan membaca itu, sebagai kebutuhan hidup, untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan keahlian yang kita miliki. Sehingga, kita akan menjadi insan dengan ide cemerlang, dan otak penuh dengan informasi dan ilmu pengetahuan.
Jika masyarakat kita rajin membaca, yang dilakukan secara masif, mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat, kita sangat optimis, untuk meningkatkan sumber daya manusia agar bisa bersaing di kancah global bukanlah omong-kosong. Artinya, sumber daya manusia kita, pasti mampu bersaing dan memenangkan persaingan global.
Mulai sekarang, mari kita budayakan kegiatan membaca…!
Waawww….! Cukup miris ya, hehehhee…!! Dan tentu, dada nyesek nich denger hal tersebut. Jadi, kapan mau maju bangsa kita kalau membaca saja tak mau….! Ini PR kita bersama, sebagai anak bangsa, yang akan meneruskan estafeta Indonesia di kemudian hari.
Untuk melengkapi data penelitian tersebut, minggu lalu saya masuk kelas untuk mengajar mahasiswa semester 7 di salah satu kampus swasta Jakarta. Saya tanyakan pada mereka, berapa buku yang dihabiskan dalam setiap minggu atau setiap bulan. Mereka hanya senyam-senyum.
Saya tak mengerti dengan jawaban tersebut, apakah senyuman mereka menandakan bahwa mereka rajin membaca buku, atau memang benar-benar tak pernah membaca buku sama sekali. Hanya diri mereka sendiri dan Tuhan saja yang lebih mengetahuinya, hehehehe.
Saya pun tak mau kalah, akhirnya senyuman itu saya hajar dengan sebuah pertanyaan pamungkas. “Semenjak kuliah semester satu hingga sekarang, berapa jumlah buku yang dimiliki?” tanya saya penasaran, seperti detektif Conan, hehehe.
Ada yang menjawab tak memiliki buku sama sekali. Waduh, kalau begitu, ngapain lama-lama di kampus kalau gak memiliki satu buku pun. Ya…! kalau menurut saya, ini jawaban yang sangat polos banget, hehehehe…! Saya sih berbaik sangka saja, mungkin dirinya lebih memilih ke perpustakaan, daripada membeli buku.
Terus, ada juga yang menjawab, dengan menyebutkan beberapa judul buku. Ya sekitar empat sampai lima buku lah dia sebutkan. Bisa dibayangkan, masyarakat kampus yang notabene, katanya golongan intelektual, penjaga gerbang ilmu pengetahuan, tak memiliki buku. Yang kemudian diperparah, tak membaca buku juga.
Waduhhhhh….! Miris rasanya….! Dan puyeng dech pala berbiee…!!!
Tentu, tak heran jika masyarakat Indonesia sangat minim hasilkan inovasi. Mau ada inovasi bagaimana, lha wong baca buku saja tak mau. Memangnya, ilmu itu turun dari atas langit.
Ya sudah lah…! Dua data tersebut, yaitu data penelitian The World’s Most Literate Nations 2016 dan pengalaman saya di kelas, bisa jadi gambaran bagi kita, bahwa masyarakat Indonesia sangat minim membaca.
Maka dari itu, ada beberapa alasan, mengapa kita harus rajin membaca, mulai dari buku, majalah, koran, berita online, dan lain sebagainya. Beberapa alasan tersebut, seperti nampak di bawah ini.
Membaca, Membuka Jendela Dunia
Membaca, membuka jendela dunia. Mohon maaf, walau sedikit agak terdengar klise di telinga kita masing-masing. Akan tetapi, hal tersebut merupakan kenyataan yang harus kita sadari. Dan kemudian, wajib kita camkan bersama-sama. Dengan membaca, akan membuat pikiran kita lebih terbuka dengan beberapa pandangan dari apa yang kita baca.Saya sendiri, tak pernah terbayangkan dan bercita-cita menjadi penulis. Berkat, membaca salah satu buku karya Hamka, kalau tidak salah biografi tentang Hamka, saya pun tertarik untuk menjadi penulis. Karena dari sosok Hamka di buku yang saya baca, rasanya unik menjadi seorang penulis. Begitulah, salah satu dampak yang saya rasakan dari membaca buku.
Contoh lain, ada salah seorang teman saya. Dia rajin membaca buku motivasi bisnis. Dia bercita-cita ingin jadi agropreneur, yaitu pebisnis di bidang pertanian, peternakan dan perkebunan. Karena, latar belakang pendidikan S-1-nya, diselesaikan di Fakultas Pertanian.
Dan, Alhamdulillah, apa yang dicita-citakannya, tercapai. Dia sekarang menjadi pebisnis di bidang pertanian dan peternakan. Sudah dua priode, membawa dagangannya berupa hewan qurban ke daerah Jakarta, dari pulau Madura.
Artinya, dengan kita rajin membaca, akan mampu membuka pikiran kita. Kemudian, meyakinkan diri kita, bahwa sesuatu yang menurut kita sebelumnya sangat sulit dan tidak mungkin dicapai, akan mungkin kita capai dengan banyak membaca. Itulah, mengapa membaca akan membuka dunia.
Menambah Informasi
Membaca ialah menambah informasi bagi kita. Maka, orang-orang yang tak mau membaca, informasi yang ada di benaknya, akan terbatas. Dirinya, tak mampu mengikuti perkembangan jaman.Orang-orang membicarakan cangkok hati dan jantung, dirinya masih membicarakan cangkok jambu monyet. Dirinya tak mengetahui informasi tersebut. Dan ketika diceritakan, tatapannya hanya melongo, seolah-olah terjadi sebuah keajaiban besar. Padahal, informasi tersebut sudah lama. Dirinya sendirilah yang ketinggalan informasi, sehingga hal tersebut nampak hebat.
Orang-orang sudah bisa membaca koran melalui tablet atau android, dirinya masih membaca koran manual dengan menunggu tukang koran setiap pagi. Kadang ngomel-ngomel ke tukang koran, kenapa datang terlambat. Padahal, tetangga sebelah sudah bisa membaca koran melalui tabled atau android semenjak usai Sholat Subuh di pagi hari.
Karena dirinya tidak mengetahui informasi, disebabkan tidak rajin membaca, maka dirinya tertinggal oleh perubahan yang ada di sekitarnya. Inilah pentingnya membaca bagi diri kita masing-masing.
Melahirkan Inovasi
Rajin membaca itu, akan melahirkan inovasi, baik inovasi untuk dirinya sendiri ataupun inovasi yang bisa digunakan oleh masyarakat luas. Dan mungkin, salah satu kendala perkembangan inovasi di Indonesia, karena masyarakat Indonesia tak mau rajin membaca.Inovasi, sangatlah dibutuhkan untuk membantu dan mempermudah kehidupan kita sehari-hari. Tanpa banyak membaca, rasanya sulit untuk menelorkan inovasi. Maka dari itu, jika masyarakat kita ingin banyak melahirkan inovasi, perbanyaklah membaca.
Hal yang dibaca, bisa majalah, buku-buku, surat kabar. Semuanya kita baca, sesuai kepentingan kita masing-masing. Baik buku ataupun surat kabar dalam negeri, ataupun buku dan surat kabar luar negeri. Sehingga, kita pun bisa menyerap, ilmu yang dilahirkan di luar negeri, dan kita kembangkan di dalam negeri, sehingga ada inovasi baru.
Ilmu Pengetahuan Berkembang
Ingat, ilmu pengetahuan itu akan selalu berkembang dari waktu ke waktu. Bagi kita yang tak rajin membaca, pasti akan ditinggalkan oleh jaman. Karena, perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, akan merubah kehidupan manusia.Sebagai contoh, ilmu pengetahuan di bidang marketing, sangat berkembang. Sekarang ini, marketing sudah bisa melalui WhatsApp (WA), Blackberry Messenger (BBM), dan media internet.
Bagi pebisnis atau pelaku UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang tak mau menggunakan perkembangan ilmu pengetahuan dalam hal marketing disebabkan tak rajin membaca, pasti akan ditinggalkan oleh konsumennya. Karena, konsumen saat sekarang ini menginginkan hal yang mudah dan simpel dalam mengkonsumsi suatu produk dan jasa.
Berbeda halnya, pebisnis UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang rajin membaca. Dirinya akan mengetahui paradigma dan perubahan konsumen. Sehingga, dirinya tak lagi konvensional dalam memasarkan produk dan jasa yang dihasilkan.
Sesekali dirinya menggunakan WhatsApp (WA), Blackberry Messenger (BBM), dan media internet di website pribadinya. Dan sesekali juga, memasarkan di toko online, seperti tokopedia, tokobagus, bukalapak, dan lain sebagainya.
Mari Lakukan Pertobatan
Let’s by gone be by gone, yang lalu biarlah berlalu. Akan tetapi, mari kita tata masa depan kita yang lebih baik lagi, yaitu dengan cara melakukan pertobatan dari kesalahan yang pernah kita lakukan selama ini, dengan mengabaikan kegiatan membaca. Mulai sekarang, mari kita berjanji pada diri sendiri, untuk kembali menjadikan kegiatan membaca sebagai sebuah kebutuhan hidup.Hilangkan persepsi, bahwa membaca itu hanya untuk anak-anak sekolah, membaca itu untuk anak-anak mahasiswa, membaca itu hanya untuk pejabat, membaca hanya untuk pelaku pasar di pasar modal (capital market). Akan tetapi, jadikan kegiatan membaca itu, sebagai kebutuhan hidup, untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan keahlian yang kita miliki. Sehingga, kita akan menjadi insan dengan ide cemerlang, dan otak penuh dengan informasi dan ilmu pengetahuan.
Jika masyarakat kita rajin membaca, yang dilakukan secara masif, mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat, kita sangat optimis, untuk meningkatkan sumber daya manusia agar bisa bersaing di kancah global bukanlah omong-kosong. Artinya, sumber daya manusia kita, pasti mampu bersaing dan memenangkan persaingan global.
Mulai sekarang, mari kita budayakan kegiatan membaca…!