Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Hutang Produktif dan Hutang Konsumtif

Sepertinya, kita sudah tidak asing lagi dengan kata hutang dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi, bagi kalian yang hidup dalam keadaan pas-pasan.


Mengenal Hutang Produktif dan Hutang Konsumtif


Artinya, pas ada uang, uangnya juga pas langsung abis buat memenuhi konsumsi sehari-hari untuk sebulan.

Dan mungkin, hutang juga bukan hanya melanda kehidupan kita secara pribadi. Bahkan, ada beberapa bisnis itu dibiayai dari hutang juga lho…!

Jadi, gak selamanya hutang itu berkonotasi negatif lhoo…!

Tapi,  kebanyakan kita itu, menggunakan hutang untuk kebutuhan konsumtif. Seperti membeli kendaraan bermotor, buat rekreasi, reparasi rumah, dan lain sebagainya.

Namun, perlu bagi kita untuk mengetahui, mana yang termasuk ke dalam hutang produktif dan hutang konsumtif.

Hutang Produktif

Seperti yang telah saya ungkapkan di awal tulisan ini, tak semua hutang itu berkonotasi negatif lho…! Hutang itu, juga bisa berkonotasi positif. Asalkan, dialokasikan pada sesuatu yang bisa hasilkan uang kembali.

Artinya, uang yang diperoleh dari hasil berhutang, digunakan untuk menghasilkan uang kembali. Sehingga, bukan hanya bisa mengembalikan pokok hutang yang dipinjam. Akan tetapi, kita pun dapat memperoleh keuntungan dari pokok hutang tersebut.

Lha, kok bisa berhutang mendapatkan keuntungan dari hutang yang ada?

Ya bisa lah…! Kan hutangnya dialokasikan untuk hasilkan uang kembali.

Agar bisa hasilkan uang kembali. Maka, uang yang didapatkan dari berhutang, dijadikan sebagai modal usaha. Modal usaha tersebut, bisa dengan buka sendiri atau kita mencari mitra untuk menjalankan usaha kita.

Jadi, uang dari hasil berhutang tersebut, bisa dijadikan modal usaha untuk keseluruhan, atau modal usaha sebagaian saja, atau sebagai pelengkap dari alat-alat untuk modal usaha.

Modal usaha keseluruhan, artinya seluruh usaha yang dijalankan, diperoleh dari berhutang. Sebagai contoh, Anda membuka warung sembako dengan permodalan Rp 50 juta, yang diperoleh dari berhutang, dengan jangka waktu 3 tahun. Dan Anda harus mengembalikan uang sebesar Rp 50 juta tersebut setelah 3 tahun mendatang.

Modal usaha sebagian, artinya usaha yang Anda geluti sebagian modalnya diperoleh dari berhutang. Sebagai contoh, Anda membuka warung sembako dengan permodalan Rp 50 juta. Dan dari modal tersebut, sebesar Rp 10 juta Anda dapatkan dari berhutang, dengan jangka pengembalian 3 tahun.

Sedangkan modal usaha sebagai pelengkap, artinya beberapa pelangkap dari usaha kita diperoleh dari hutang. Sebagai contoh, Anda membuka warung sembako. Dan di dalam warung mikro terdapat dua kulkas. Nah, dua kulkas tersebut Anda peroleh berhutang, yang dicicil setiap bulan.

Kesemuanya itu, dikenal dengan hutang produktif. Enak kan….? Karena, bila dikelola dengan baik dan benar, akan hasilkan uang kembali.

Ya tentu enak, selain kita bisa mengembalikan pokoknya, juga dapatkan keuntungan dari hutang tersebut.

Hutang Konsumtif

Hutang konsumtif merupakan hutang, yang kita alokasikan hanya untuk memenuhi nafsu konsumsi kita. Padahal, kita tak begitu membutuhkan barang yang kita beli tersebut, yang berasal dari berhutang.

Sebagai contoh, kita sudah memiliki sepeda motor yang masih layak dipakai. Karena, kebanyakan dari teman-teman kita memakai motor gede (sport), maka kita tergiur untuk berhutang ke salah satu leasing, agar mau memenuhi nafsu konsumsi kita.

Tentu, pihak leasing, akan menyambut positif niat kita untuk berhutang. Karena, semakin banyak orang berhutang ke leasing, akan semakin banyak keuntungan yang diperoleh pihak leasing.

Menimbang Secara Matang

Masalah hutang, memang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saja, kita harus memikirkan secara matang, sebelum kita berhutang. Baik hutang yang bersifat produktif ataupun hutang bersifat konsumtif.

Kita harus benar-benar menghitung, risiko yang akan ditimbulkan dari hutang yang kita lakukan. Jangan sampai, hutang membuat diri kita tak nyenyak tidur dan tak nyaman makan. Yang tentunya, akan menurunkan tingkat produktivitas kita.

Selamat menimbang, semoga hasil dari berhutang akan mampu meningkatkan produktivitas kita. Sehingga, kita akan menjadi orang yang makin produktif setiap harinya.