Memahami Dengan Mudah Empat Dasar Ilmu Marketing
Terkadang, kita mendengar kata, “kalau jualan ya jualan aja gak usah terlalu berbelit-belit dan gak pake’ ribet dengan segudang teori….!”
Kata lainnya yang sering juga didengar, “Gak usah terlalu banyak teori. Karena, kalau terlalu banyak teori, nanti jualannya malah gak laku-laku.”
Itu sih benar, juga. Tapi, gak seutuhnya seratus persen benar. Karena, niat kita belajar teori memasarkan dagangan, atau yang lebih dikenal dengan istilah marketing. Tujuannya ialah, agar dagangan yang kita miliki laku di pasar.
Jadi, kalau ada pedagang atau pebisnis, yang belajar teori marketing, namun dagangannya malah gak laku-laku. Berarti, ada dua hal yang harus jadi pertanyaan.
Pertama, apakah dia benar-benar paham terhadap teori tersebut atau malah hanya sekadar lewat telinga kanan dan menghilang di telinga kiri.
Kedua, apakah dirinya memperaktikkan teori tersebut dengan baik dan benar, atau malah menjadi ilmu yang hanya untuk kepentingan diskusi semata.
Namun, kita tak perlu memperdebatkan, apakah ilmu marketing itu penting atau malah tidak penting. Hal terpenting, dengan kita mempelajari ilmu marketing, jualan atau bisnis yang kita jalankan, berjalan tokcer Brohhh….!
Namun, saya hanya akan mengutip satu definisi ilmu marketing, yang menurut saya pribadi sangat pas dan cukup aplikatif. Yaitu, dari pakar marketing Indonesia, Tung Desem Waringin. Menurutnya, ilmu marketing ialah ilmu menyampaikan penawaran kepada target market, sehingga terjadi penjualan yang berkesinambungan.
Tentu, penjualan yang berkesinambungan inilah yang diharapkan oleh setiap pedagang ataupun pebisnis. Karena, target pasar yang tepat ini yang akan menentukan, apakah produk atau jasa yang kita tawarkan akan terjadi repeat-order (pemesanan kembali).
Di bawah ini, akan saya jelaskan empat teori marketing, yang bisa Anda pakai untuk menawarkan produk atau jasa yang dimiliki, dengan menggunakan ilustrasi yang cukup unik. Dan teori ini, juga saya dapatkan dari beberapa literatur yang pernah saya baca. Semoga bermanfaat ya…!
“Wahai nona…! Lihatlah laki-laki ganteng yang masuk dan berjalan dengan saya berusan. Dia itu laki-laki kaya, taat, dan memiliki bisnis di mana-mana. Maukah Nona menikah dengannya.”
Nah, penawaran seperti itu, dalam istilah ilmu marketing dikenal dengan advertising. Di mana, advertising ialah cara penawaran untuk mengajak calon konsumen menjadi konsumen. Biasanya, ajakan menggunakan media televisi, media cetak atau online, papan reklame, dan berbagai macam media lainnya.
“Nona…! Saya ini orang kaya yang datang ke pesta ini. Ini nomor telepon saya, bolehkan saya meminta nomor telepon-mu. Ya mungkin ada hal yang bisa kita sinergikan di kemudian hari. Entah urusan bisnis ataupun urusan lainnya.”
Si wanita cantik tersebut, kemudian merogoh isi dompetnya. Dan memberikan kartu nama. Sembari si wanita cantik itu memberikan kartu nama, Anda pun juga memberikan kartu nama kepadanya.
Selang beberapa minggu, kemudian Anda menelpon wanita tersebut. Dengan maksud, mengutarakan isi hati yang lama terpendam.
“Halo…! Wahai nona cantik…! Saya adalah orang kaya yang waktu itu meminta nomor telepon Anda. Maukah Anda menikah denganku.”
Nah, cara mengajak seperti ini, dalam istilah ilmu marketing disebut dengan telemarketing. Di mana, telemarketing ialah cara memasarkan produk atau jasa, dengan menghubungi calon konsumen ataupun konsumen tetap, agar mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan.
Sesampainya di tengah-tengah pesta, Anda melihat ada seorang wanita super cantik dan menggoda hati. Dan, Anda pun menghampiri sambil mengutarakan niat baik kepada si wanita tersebut.
“Nona super cantikkk yang tiada duanya dengan wanita lain di tempat pesta ini. Saya ini orang kaya yang memiliki bisnis di mana-mana. Omset perusahaan saya hitungannya bukan cuman bulanan, bahkan tiap detik dihitung karena saking banyaknya keuntungan yang didapatkan. Maukah Anda menikah denganku…!”
“Centarrrr……!” wanita cantik tersebut, secara tiba-tiba menempeleng Anda.
“Memangnya saya ini wanita apaan ya…? Berani-beraninya Anda merayu saya. Anda kurang ajar,” ungkap sang wanita.
Nah, dalam istilah ilmu marketing, hal seperti itu dikenal dengan istilah Customer Feed-Back. Di mana, niat kita mengenalkan produk agar calon konsumen ataupun konsumen kita membeli produk atau jasa yang dihasilkan, malah dibales dengan penolakan yang cukup menyakitkan.
“Nona cantik, kami berdua ini orang kaya yang ada di kota ini. Omset perusahaan saya jumlah nol-nya tak terhitung loh. Maukah kamu menikah denganku.”
Kemudian, Anda mengungkapkan lagi pada si wanita tersebut.
“Kalau memang Anda tak mau menikah denganku, menikahlah dengan teman saya ini. Teman saya ini juga orang kaya yang perusahaannya di mana-mana. Menikahlah dengannya.”
Nah, dalam istilah ilmu marketing, penjualan seperti ini dikenal dengan sistem MLM (Multi Level Marketing). Di mana, penjualan dengan sistem MLM (Multi Level Marketing) ini, biasanya menggunakan konsumen sebagai pasar dan juga tenaga penjual. Tenaga penjual ini dibagi menjadi dua, yaitu promotor (upline) dan bawahan (downline).
Nah, itulah empat sistem pemasaran dalam ilmu marketing yang dapat Anda gunakan, untuk menjual produk atau jasa yang Anda hasilkan. Seperti yang telah saya katakana sebelumnya. Mungkin cerita marketing seperti ini, sudah pernah Anda dengar.
Bagi yang sudah pernah mendengar atau mengetahui, semoga makin gencar untuk dipraktekkan dalam bisnisnya. Dan bagi yang baru mengetahui, semoga pasca mengetahui cara penerapannya, akan membuat bisnis yang dijalankan laris manis.
Salam sukses penuh keberkahan untuk kita semua…!
Kata lainnya yang sering juga didengar, “Gak usah terlalu banyak teori. Karena, kalau terlalu banyak teori, nanti jualannya malah gak laku-laku.”
Itu sih benar, juga. Tapi, gak seutuhnya seratus persen benar. Karena, niat kita belajar teori memasarkan dagangan, atau yang lebih dikenal dengan istilah marketing. Tujuannya ialah, agar dagangan yang kita miliki laku di pasar.
Jadi, kalau ada pedagang atau pebisnis, yang belajar teori marketing, namun dagangannya malah gak laku-laku. Berarti, ada dua hal yang harus jadi pertanyaan.
Pertama, apakah dia benar-benar paham terhadap teori tersebut atau malah hanya sekadar lewat telinga kanan dan menghilang di telinga kiri.
Kedua, apakah dirinya memperaktikkan teori tersebut dengan baik dan benar, atau malah menjadi ilmu yang hanya untuk kepentingan diskusi semata.
Namun, kita tak perlu memperdebatkan, apakah ilmu marketing itu penting atau malah tidak penting. Hal terpenting, dengan kita mempelajari ilmu marketing, jualan atau bisnis yang kita jalankan, berjalan tokcer Brohhh….!
Mengenal Ilmu Marketing
Sebenarnya banyak sekali definisi ilmu marketing, bila kita mengacu pada buku-buku yang menjelaskan tentang ilmu marketing. Semakin banyak membacanya, biasanya semakin membingungkan.Namun, saya hanya akan mengutip satu definisi ilmu marketing, yang menurut saya pribadi sangat pas dan cukup aplikatif. Yaitu, dari pakar marketing Indonesia, Tung Desem Waringin. Menurutnya, ilmu marketing ialah ilmu menyampaikan penawaran kepada target market, sehingga terjadi penjualan yang berkesinambungan.
Tentu, penjualan yang berkesinambungan inilah yang diharapkan oleh setiap pedagang ataupun pebisnis. Karena, target pasar yang tepat ini yang akan menentukan, apakah produk atau jasa yang kita tawarkan akan terjadi repeat-order (pemesanan kembali).
Di bawah ini, akan saya jelaskan empat teori marketing, yang bisa Anda pakai untuk menawarkan produk atau jasa yang dimiliki, dengan menggunakan ilustrasi yang cukup unik. Dan teori ini, juga saya dapatkan dari beberapa literatur yang pernah saya baca. Semoga bermanfaat ya…!
PERTAMA: Advertising
Anda datang ke sebuah pesta bersama seorang teman. Kemudian, teman Anda menghampiri salah satu wanita cantik yang ada di tengah-tengah pesta. Lalu, teman Anda berkata kepada wanita tersebut.“Wahai nona…! Lihatlah laki-laki ganteng yang masuk dan berjalan dengan saya berusan. Dia itu laki-laki kaya, taat, dan memiliki bisnis di mana-mana. Maukah Nona menikah dengannya.”
Nah, penawaran seperti itu, dalam istilah ilmu marketing dikenal dengan advertising. Di mana, advertising ialah cara penawaran untuk mengajak calon konsumen menjadi konsumen. Biasanya, ajakan menggunakan media televisi, media cetak atau online, papan reklame, dan berbagai macam media lainnya.
KEDUA: Telemarketing
Anda datang ke sebuah pesta dengan memakai pakaian yang super rapih dan keren. Kemudian, Anda menghampiri seorang wanita yang sangat cantik dan menawan hati.“Nona…! Saya ini orang kaya yang datang ke pesta ini. Ini nomor telepon saya, bolehkan saya meminta nomor telepon-mu. Ya mungkin ada hal yang bisa kita sinergikan di kemudian hari. Entah urusan bisnis ataupun urusan lainnya.”
Si wanita cantik tersebut, kemudian merogoh isi dompetnya. Dan memberikan kartu nama. Sembari si wanita cantik itu memberikan kartu nama, Anda pun juga memberikan kartu nama kepadanya.
Selang beberapa minggu, kemudian Anda menelpon wanita tersebut. Dengan maksud, mengutarakan isi hati yang lama terpendam.
“Halo…! Wahai nona cantik…! Saya adalah orang kaya yang waktu itu meminta nomor telepon Anda. Maukah Anda menikah denganku.”
Nah, cara mengajak seperti ini, dalam istilah ilmu marketing disebut dengan telemarketing. Di mana, telemarketing ialah cara memasarkan produk atau jasa, dengan menghubungi calon konsumen ataupun konsumen tetap, agar mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan.
KETIGA: Customer Feed-Back
Anda datang ke sebuah pesta menggunakan mobil yang sangat mewah. Selain itu, Anda juga menggunakan pakaian yang bagus dan super mahal.Sesampainya di tengah-tengah pesta, Anda melihat ada seorang wanita super cantik dan menggoda hati. Dan, Anda pun menghampiri sambil mengutarakan niat baik kepada si wanita tersebut.
“Nona super cantikkk yang tiada duanya dengan wanita lain di tempat pesta ini. Saya ini orang kaya yang memiliki bisnis di mana-mana. Omset perusahaan saya hitungannya bukan cuman bulanan, bahkan tiap detik dihitung karena saking banyaknya keuntungan yang didapatkan. Maukah Anda menikah denganku…!”
“Centarrrr……!” wanita cantik tersebut, secara tiba-tiba menempeleng Anda.
“Memangnya saya ini wanita apaan ya…? Berani-beraninya Anda merayu saya. Anda kurang ajar,” ungkap sang wanita.
Nah, dalam istilah ilmu marketing, hal seperti itu dikenal dengan istilah Customer Feed-Back. Di mana, niat kita mengenalkan produk agar calon konsumen ataupun konsumen kita membeli produk atau jasa yang dihasilkan, malah dibales dengan penolakan yang cukup menyakitkan.
KEEMPAT: Multi Level-Marketing
Anda datang ke sebuah pesta besar bersama teman karib Anda. Sesampainya di tengah-tengah pesta, Anda dan sang teman melihat ada seorang wanita yang super cantik. Maka, Anda berdua mendatangi wanita tersebut.“Nona cantik, kami berdua ini orang kaya yang ada di kota ini. Omset perusahaan saya jumlah nol-nya tak terhitung loh. Maukah kamu menikah denganku.”
Kemudian, Anda mengungkapkan lagi pada si wanita tersebut.
“Kalau memang Anda tak mau menikah denganku, menikahlah dengan teman saya ini. Teman saya ini juga orang kaya yang perusahaannya di mana-mana. Menikahlah dengannya.”
Nah, dalam istilah ilmu marketing, penjualan seperti ini dikenal dengan sistem MLM (Multi Level Marketing). Di mana, penjualan dengan sistem MLM (Multi Level Marketing) ini, biasanya menggunakan konsumen sebagai pasar dan juga tenaga penjual. Tenaga penjual ini dibagi menjadi dua, yaitu promotor (upline) dan bawahan (downline).
Nah, itulah empat sistem pemasaran dalam ilmu marketing yang dapat Anda gunakan, untuk menjual produk atau jasa yang Anda hasilkan. Seperti yang telah saya katakana sebelumnya. Mungkin cerita marketing seperti ini, sudah pernah Anda dengar.
Bagi yang sudah pernah mendengar atau mengetahui, semoga makin gencar untuk dipraktekkan dalam bisnisnya. Dan bagi yang baru mengetahui, semoga pasca mengetahui cara penerapannya, akan membuat bisnis yang dijalankan laris manis.
Penutup
Demikianlah empat hal yang dapat saya sampaikan. Semoga, empat hal tersebut, membuat bisnis Anda semakin maknyus dan produk atau jasa yang dihasilkan, banyak terserap oleh pasar.Salam sukses penuh keberkahan untuk kita semua…!