Jangan Pelit Ngeluarin Uang, Buat Ningkatin Kompetensi Diri
Kok bisa ya, ada orang pelit untuk ngeluarin uang, padahal untuk ningkatin kompetensi dirinya sendiri. Logikanya kan sederhana, memang benar uang yang dialokasikan untuk ningkatin diri akan mampu mengurangi pendapatan bulanan kita.
Namun, seiring meningkatnya kompetensi yang kita miliki, tentu uang yang telah dihabiskan untuk meningkatkan kompetensi diri, akan kembali perlahan-lahan. Atau bahkan, nominalnya pun akan lebih besar.
Nah, jika kita masih merasa sayang mengeluarkan uang untuk ningkatin kompetensi diri, berarti kita tidak mau pendapatan yang diterima meningkat.
Setidaknya, ada empat hal yang dapat kita lakukan untuk ningkatin kompetensi diri kita. Tentu, keempat hal tersebut harus disesuaikan dengan kondisi keuangan yang kita miliki. Sehingga, antara pendapatan dan niat meningkatkan diri bisa balance (seimbang).
Untuk membeli buku, kita bisa sesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan kita. Jika kita seorang karyawan, maka carilah buku-buku yang berisi trik agar cepat naik karir. Jika seorang pebisnis, maka carilah buku-buku yang berisi motivasi dan strategi peningkatan bisnis kita. Dan berbagai macam buku lainnya, yang intinya disesuaikan dengan kebutuhan kita.
Tentu, setelah membeli buku, harus kita baca sampai tuntas. Jangan sampai, kita rajin beli buku, namun buku-buku yang dibeli tak sedikit pun dibaca.
Waduhhh…! Kalau begitu mah, sama saja gak usah beli buku. Karena, tujuan beli buku kan cuman satu, yaitu untuk ningkatin kompetensi yang kita miliki. Kompetensi akan meningkat, ya tentu dengan membaca buku-buku yang telah kita beli.
Hanya sekadar informasi, rata-rata buku yang dipasarkan di toko buku, khusus untuk buku-buku lokal, berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu. Alokasikanlah pendapatan kita, sebesar Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu, untuk beli buku.
Jika kita rajin beli buku setiap bulan, dan kemudian buku-buku tersebut kita baca hingga tuntas, efeknya akan terasa tiga hingga lima tahun yang akan datang. Kompetensi yang kita miliki akan meningkat, dan pendapatan pun akan bertambah super maknyussss. Percayalahhh…!
Bagi kita yang ingin ningkatin kompetensi diri, maka jadikanlah kursus dan pelatihan sebagai salah satu cara untuk ningkatin kompetensi yang kita miliki. Sedangkan jenis kursus dan pelatihannya, disesuaikan dengan kebutuhan.
Misalnya, Anda seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta. Anda berpikir, jika uang tabungan yang ada hanya didiamkan saja di bank, peningkatannya (hasilnya) tak maksimal. Maka, Anda pun berniat untuk menginvestasikannya di pasar modal.
Untuk mengurangi risiko investasi di pasar modal, dan masih minimnya pengetahuan di pasar modal, akhirnya Anda memilih investasi di Reksadana Syariah. Nah, sebelum sah menjadi investor, tentu Anda harus mengikuti kursus dan pelatihan tentang Reksadana Syariah. Sehingga dengan mengetahui pola kerja investasi di Reksadana Syariah, Anda akan mengetahui sisi keuntungan dan risiko yang akan dihadapi di kemudian hari.
Setelah selesai ikut kursus dan pelatihan tentang Reksadana Syariah, kemudian Anda pun langsung memutuskan investasi di Reksadana Syariah, dengan membeli di beberapa sekuritas. Tentu, efek positif kursus yang Anda ikuti, akan mampu meningkatkan pendapatan yang telah diivestasikan di reksadana syariah.
Ini hanya sekadar contoh saja, dan masih banyak contoh lainnya, yang dapat diterapkan untuk aplikasi kursus dan pelatihan untuk ningkatin kompetensi yang kita miliki. Sehingga, semakin banyak kita ikut kursus, semakin meningkat pula pendapatan kita di kemudian hari.
Memang benar sih…! Kita tidak usah tertipu dengan seminar yang diselenggarakan oleh motivator, yang seolah-olah dirinya saja yang benar. Hanya saja, kita butuh juga ikut seminar yang berbayar, dengan syarat yang menjadi narasumber memang orang yang kita kenal pakar di bidangnya.
Sebagai contoh, kita ingin ningkatin penjualan bisnis yang kita kelola ataupun jualan produk dan jasa di tempat kita kerja. Maka sekali-kali bolehlah ikut seminar Tung Desem Waringin atau Hermawan Kartajaya. Karena, dua orang ini cukup ahli di bidang pemasaran.
Contoh lainnya, kita ingin ningkatin performa dan semangat hidup, kita bisa ikut seminarnya Prof. Rhenald Kasali. Di mana, beliau cukup ahli di bidang manajemen dan pengembangan diri. Dan masih banyak lagi pakar-pakar lainnya, yang seminarnya dapat kita ikutin.
Bahasa yang lebih sederhana, ikut seminar ialah belajar singkat kepada orang atau yang memang ahli di bidangnya. Biasanya, narasumber dalam seminar, akan memberikan pengetahuan inti, atau trik-trik inti yang bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu, jangan pelit untuk ikut seminar berbayar. Yakinlah, dengan ikut seminar berbayar, kompetensi yang kita miliki akan meningkat. Yang pada akhirnya, akan berdampak baik pada peningkatan pendapatan yang kita miliki.
Mengapa harus melanjutkan sekolah formal?
Karena, dengan melanjutkan sekolah formal, kita bisa menambah pengetahuan yang kita miliki secara perlahan-lahan, dengan waktu yang cukup lama.
Bagi yang memiliki pendidikan terakhir tingkat SMA, maka lanjutkanlah ke jenjang Perguruan Tinggi (S-1). Untuk S-1, dibutuhkan minimal 4 tahun. Jadi, kita memiliki waktu selama 4 tahun untuk belajar dan menyerap seluruh informasi dari dosen-dosen, ataupun buku-buku yang kita beli.
Sedangkan bagi yang sudah menyelesaikan jenjang S-1, maka lanjutkanlah ke jenjang S-2. Di mana, waktu yang dibutuhkan paling cepat 2 tahun. Nah, kita memiliki waktu selama 2 tahun untuk belajar dan menyerap seluruh informasi berkenaan dengan bidang yang kita ambil di program studi yang kita pilih.
Dan yang sudah menyelesaikan S-2, lanjutkanlah ke jenjang S-3. Paling cepat, waktu yang ditempuh sekitar 3 tahun atau 6 semester. Jadi, kita memiliki waktu belajar dan menyerap seluruh informasi selama 3 tahun.
Maka yakinlah, dengan lama waktu di masing-masing jenjang, akan membuat kompetensi yang kita miliki makin meningkat. Sehingga, meningkatnya kompetensi yang kita miliki, secara otomatis akan mampu meningkatkan pendapatan bulanan (take home pay) yang kita miliki.
Sebelum menutup tulisan ini, izinkan saya ucapkan, mari jangan pelit-pelit keluarin uang untuk meningkatkan kompetensi yang kita miliki. Sehingga, hidup kita akan menjadi lebih maknyus dan mantap.
Namun, seiring meningkatnya kompetensi yang kita miliki, tentu uang yang telah dihabiskan untuk meningkatkan kompetensi diri, akan kembali perlahan-lahan. Atau bahkan, nominalnya pun akan lebih besar.
Nah, jika kita masih merasa sayang mengeluarkan uang untuk ningkatin kompetensi diri, berarti kita tidak mau pendapatan yang diterima meningkat.
Setidaknya, ada empat hal yang dapat kita lakukan untuk ningkatin kompetensi diri kita. Tentu, keempat hal tersebut harus disesuaikan dengan kondisi keuangan yang kita miliki. Sehingga, antara pendapatan dan niat meningkatkan diri bisa balance (seimbang).
PERTAMA: Beli Buku Setiap Bulan
Walaupun ada cara untuk mendapatkan buku gratis, tapi tetap kita harus bisa mengalokasikan pendapatan yang dimiliki untuk beli buku setiap bulannya. Karena, dengan mengalokasikan pendapatan untuk beli buku, berarti kita bisa memilih buku seperti apa yang akan kita beli. Tentu, buku yang kita beli harus yang berkualitas tinggi.Untuk membeli buku, kita bisa sesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan kita. Jika kita seorang karyawan, maka carilah buku-buku yang berisi trik agar cepat naik karir. Jika seorang pebisnis, maka carilah buku-buku yang berisi motivasi dan strategi peningkatan bisnis kita. Dan berbagai macam buku lainnya, yang intinya disesuaikan dengan kebutuhan kita.
Tentu, setelah membeli buku, harus kita baca sampai tuntas. Jangan sampai, kita rajin beli buku, namun buku-buku yang dibeli tak sedikit pun dibaca.
Waduhhh…! Kalau begitu mah, sama saja gak usah beli buku. Karena, tujuan beli buku kan cuman satu, yaitu untuk ningkatin kompetensi yang kita miliki. Kompetensi akan meningkat, ya tentu dengan membaca buku-buku yang telah kita beli.
Hanya sekadar informasi, rata-rata buku yang dipasarkan di toko buku, khusus untuk buku-buku lokal, berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu. Alokasikanlah pendapatan kita, sebesar Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu, untuk beli buku.
Jika kita rajin beli buku setiap bulan, dan kemudian buku-buku tersebut kita baca hingga tuntas, efeknya akan terasa tiga hingga lima tahun yang akan datang. Kompetensi yang kita miliki akan meningkat, dan pendapatan pun akan bertambah super maknyussss. Percayalahhh…!
KEDUA: Ikut Kursus dan Pelatihan
Biasanya, yang ada di benak kita ialah, kursus seolah hanya milik anak sekolah atau kuliahan saja. Padahal tidaklah demikian. Kursus dan pelatihan, sesungguhnya milik siapa saja yang ingin menambah dan meningkatkan kompetensi yang ada pada diri sendiri.Bagi kita yang ingin ningkatin kompetensi diri, maka jadikanlah kursus dan pelatihan sebagai salah satu cara untuk ningkatin kompetensi yang kita miliki. Sedangkan jenis kursus dan pelatihannya, disesuaikan dengan kebutuhan.
Misalnya, Anda seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta. Anda berpikir, jika uang tabungan yang ada hanya didiamkan saja di bank, peningkatannya (hasilnya) tak maksimal. Maka, Anda pun berniat untuk menginvestasikannya di pasar modal.
Untuk mengurangi risiko investasi di pasar modal, dan masih minimnya pengetahuan di pasar modal, akhirnya Anda memilih investasi di Reksadana Syariah. Nah, sebelum sah menjadi investor, tentu Anda harus mengikuti kursus dan pelatihan tentang Reksadana Syariah. Sehingga dengan mengetahui pola kerja investasi di Reksadana Syariah, Anda akan mengetahui sisi keuntungan dan risiko yang akan dihadapi di kemudian hari.
Setelah selesai ikut kursus dan pelatihan tentang Reksadana Syariah, kemudian Anda pun langsung memutuskan investasi di Reksadana Syariah, dengan membeli di beberapa sekuritas. Tentu, efek positif kursus yang Anda ikuti, akan mampu meningkatkan pendapatan yang telah diivestasikan di reksadana syariah.
Ini hanya sekadar contoh saja, dan masih banyak contoh lainnya, yang dapat diterapkan untuk aplikasi kursus dan pelatihan untuk ningkatin kompetensi yang kita miliki. Sehingga, semakin banyak kita ikut kursus, semakin meningkat pula pendapatan kita di kemudian hari.
KETIGA: Ikut Seminar Berbayar
Jika diajak ikut seminar berbayar, pasti kita akan berpikir seribu kali. Apalagi, harga tiket yang ditawarkannya cukup fantastis.Memang benar sih…! Kita tidak usah tertipu dengan seminar yang diselenggarakan oleh motivator, yang seolah-olah dirinya saja yang benar. Hanya saja, kita butuh juga ikut seminar yang berbayar, dengan syarat yang menjadi narasumber memang orang yang kita kenal pakar di bidangnya.
Sebagai contoh, kita ingin ningkatin penjualan bisnis yang kita kelola ataupun jualan produk dan jasa di tempat kita kerja. Maka sekali-kali bolehlah ikut seminar Tung Desem Waringin atau Hermawan Kartajaya. Karena, dua orang ini cukup ahli di bidang pemasaran.
Contoh lainnya, kita ingin ningkatin performa dan semangat hidup, kita bisa ikut seminarnya Prof. Rhenald Kasali. Di mana, beliau cukup ahli di bidang manajemen dan pengembangan diri. Dan masih banyak lagi pakar-pakar lainnya, yang seminarnya dapat kita ikutin.
Bahasa yang lebih sederhana, ikut seminar ialah belajar singkat kepada orang atau yang memang ahli di bidangnya. Biasanya, narasumber dalam seminar, akan memberikan pengetahuan inti, atau trik-trik inti yang bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu, jangan pelit untuk ikut seminar berbayar. Yakinlah, dengan ikut seminar berbayar, kompetensi yang kita miliki akan meningkat. Yang pada akhirnya, akan berdampak baik pada peningkatan pendapatan yang kita miliki.
KEEMPAT: Lanjutkan Pendidikan Formal
Dan yang terakhir, cara untuk meningkatkan kompetensi yang kita miliki ialah, melanjutkan sekolah formal.Mengapa harus melanjutkan sekolah formal?
Karena, dengan melanjutkan sekolah formal, kita bisa menambah pengetahuan yang kita miliki secara perlahan-lahan, dengan waktu yang cukup lama.
Bagi yang memiliki pendidikan terakhir tingkat SMA, maka lanjutkanlah ke jenjang Perguruan Tinggi (S-1). Untuk S-1, dibutuhkan minimal 4 tahun. Jadi, kita memiliki waktu selama 4 tahun untuk belajar dan menyerap seluruh informasi dari dosen-dosen, ataupun buku-buku yang kita beli.
Sedangkan bagi yang sudah menyelesaikan jenjang S-1, maka lanjutkanlah ke jenjang S-2. Di mana, waktu yang dibutuhkan paling cepat 2 tahun. Nah, kita memiliki waktu selama 2 tahun untuk belajar dan menyerap seluruh informasi berkenaan dengan bidang yang kita ambil di program studi yang kita pilih.
Dan yang sudah menyelesaikan S-2, lanjutkanlah ke jenjang S-3. Paling cepat, waktu yang ditempuh sekitar 3 tahun atau 6 semester. Jadi, kita memiliki waktu belajar dan menyerap seluruh informasi selama 3 tahun.
Maka yakinlah, dengan lama waktu di masing-masing jenjang, akan membuat kompetensi yang kita miliki makin meningkat. Sehingga, meningkatnya kompetensi yang kita miliki, secara otomatis akan mampu meningkatkan pendapatan bulanan (take home pay) yang kita miliki.
Sebelum menutup tulisan ini, izinkan saya ucapkan, mari jangan pelit-pelit keluarin uang untuk meningkatkan kompetensi yang kita miliki. Sehingga, hidup kita akan menjadi lebih maknyus dan mantap.