Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengoptimalkan Peluang dan Kesempatan Dalam Hidup

Setiap orang memiliki waktu yang sama, yaitu 7 hari dalam seminggu, dan 24 jam dalam sehari. Akan tetapi, setiap orang akan berbeda-beda dalam mempergunakan waktu tersebut.


Mengoptimalkan Peluang dan Kesempatan Dalam Hidup



Bagi yang pandai menggunakan waktu yang ada, tentu hasil akhirnya akan berdampak pada waktu yang berkualitas. Salah satu parameter melihat waktu yang berkualitas, yaitu pada tingkat produktivitas yang dihasilkan oleh seseorang.

Begitu juga sebaliknya, bagi orang yang tak pandai menggunakan waktu sebaik mungkin. Tentu hasilnya ialah waktu yang tak berkualitas. Salah satu parameter melihat waktu yang tak berkualitas ialah, produktivitas yang dihasikan tetap, atau bahkan makin menurun setiap harinya.

Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban manusia, untuk mengoptimalkan waktu yang diberikan oleh Tuhan. Salah satu cara mengoptimalkan waktu ialah, memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari sebaik mungkin.

Karena, terkadang banyak peluang dan kesempatan yang datang dalam kehidupan kita, dibiarkan pergi dan berlalu begitu saja. Padahal, jika kita mampu mengoptimalkan, akan memberikan hasil yang cukup baik bagi kehidupan kita masing-masing. Yang pada akhirnya, hidup kita akan tambah berkualitas.

Sebuah True-Story

Suatu hari, teman saya bercerita. Namanya Edi Sugianto. Dirinya berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah Muhammadiyah yang ada di Jakarta. Edi, panggilan akrabnya, memiliki salah satu teman, yang menurut saya sangat menginspirasi. Anggap saja namanya Pak Sulaiman (maaf, nama disamarkan yaaaa…!).

Setiap hari, Pak Sulaiman ke sekolah menggunakan mobil. Sementara, teman-teman lain masih menggunakan sepeda motor. Sehingga, membuat teman-teman yang lain, terutama teman saya Edi Sugianto yang baru bergabung beberapa tahun mengajar di sekolah tersebut, terkaget-kaget.

Suatu hari, Pak Sulaiman membocorkan kepada Edi, tentang rahasia mengapa dirinya bisa membawa mobil ke sekolah. Sementara, teman-temannya yang lain masih menggunakan sepeda motor ke sekolah.

“Kalau kamu dan teman-teman yang lain mau menggunakan mobil ke sekolah, ya sambil jualan di rumah. Dijamin, kamu pasti cepet beli mobil,” begitulah bocoran yang diberikan oleh Pak Sulaimen kepada Edi.

Pak Sulaiman juga menceritakan, bagaimana dirinya berjualan gorengan sebelum berangkat ke sekolah. Sehingga, dari hasil jualan tersebut, dikumpulin sedikit demi sedikit, hingga bisa membeli mobil.

Dan sampai sekarang, kehidupannya semakin hari semakin  mapan. Karena, pendapatan yang diterima berasal dari dua tempat, yaitu dari gaji mengajar dan dari jualan gorengan.

Menurut pengakuan Pak Sulaiman, dirinya tidak menjual gorengan langsung ke konsumen. Akan tetapi, dirinya hanya menitipkan ke beberapa toko di pagi hari sebelum berangkat mengajar ke sekolah.

Dari hasil penitipan di  beberapa toko, yang sudah bekerjasama dengannya, menghasilkan keuntungan bersih sekitar Rp 200 ribuan. Ya kadang lebih, dan juga kadang kurang dari segitu. Begitulah cerita Pak Sulaiman.

Setelah mengantarkan ke beberapa toko, barulah dirinya berangkat ke sekolah untuk mengajar. Ya tentu, capek dan lelah pasti ada. Namun, capek dan lelah akan terobati, mana kala uang Rp 200 ribu hasil penjualan kemarin, diberikan oleh beberapa pemilik toko yang dititipi jualan gorengan.

Coba bayangkan, jika diambil rata-rata setiap hari Rp 200 ribu, berarti dalam sebulan akan hasilkan uang bersih sebesar: Rp 200 ribu x 30 hari = Rp 6 juta.

Berarti, dalam sebulan Pak Sulaiman mendapatkan untung bersih Rp 6 juta. Dan dalam setahun bisa hasilkan keuntungan bersih Rp 72 juta.

Hanya dengan berlelah-lelah di pagi hari sebelum berangkat mengajar ke sekolah. Dan mungkin, berlelah-lelah semenjak dini hari di antara orang-orang yang masih terlelah tidur, dapat hasilkan uang sebesar Rp 72 juta setahun.

Inilah, yang dinamakan dengan konsep mengoptimalkan peluang dan kesempatan yang dimiliki oleh masing-masing kita, dalam kehidupan sehari-hari.

Pandai-Pandai Baca Peluang

Sebenarnya, peluang itu banyak bertebaran di lingkungan kita. Hanya saja, kita terkadang tak pandai membaca peluang tersebut. Sehingga, peluang yang seharusnya bisa hasilkan pundi-pundi rupiah, hilang begitu saja.

Sebagai contoh, Anda seorang karyawan di salah satu perusahaan yang ada di bilangan Sudirman. Anda sudah tahu, setiap karyawan yang ada di tempat Anda bekerja membutuhkan makanan ringan sebagai makanan selingan kala bekerja, dan juga makan siang.

Kenapa, Anda gak sambil bawa makanan ringan atau nyuruh orang rumah anterin makanan siang untuk dijual pada teman-teman Anda di kantor.

Dan mungkin, masih banyak lagi lainnya, yang mungkin bisa dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Pak Sulaimen sebelum berangkat ngajar. Hanya saja, terkadang kita ini gengsi untuk melakukannya. Padahal, jika kita tak gengsi untuk melakukannya, pasti peluang dan kesempatan tersebut, bisa hasilkan pundi-pundi uang yang cukup banyak.

Capek dan Lelah Harus Diabaikan

Terkadang, ketika kita hendak mengoptimalkan peluang dan kesempatan, ada saja hal yang menjadi pertimbangan. Terutama, bagi kita yang sudah memiliki pekerjaan utama, entah sebagai seorang karyawan, pedagang, guru, ataupun profesi lainnya. Salah satu alasan yang lumrah, ialah CAPEK dan LELAH.

Ya tentu, pasti kita akan capek dan  lelah. Namanya juga bekerja Brohh…!

Tapi kan, capek dan lelah akan hilang. Ketika kita lihat hasilnya, berupa lembaran demi lembaran uang di hadapan kita. Jangankan bekerja, tidur terlalu lama saja akan lelah dan capek. Apalagi bekerja, yang membutuhkan tenaga dan pikiran, pasti lebih capek dan lelah.

Sebenarnya, capek dan lelah itu, bermuara dari kemalasan yang kita miliki. Jika seandainya kita tidak malas, tentu kita akan mengabaikan capek dan lelah yang datang. Karena, capek dan lelah itu ialah hal yang sifatnya manusiawi.

Maka, lawanlah kemalasan tersebut. Sehingga capek dan lelah tak akan kita hiraukan. Dan ketika ada peluang dan kesempatan, langsung ambil. Jika memang kita mengetahui dan menguasai terhadap kesempatan dan peluang tersebut.

Selamat berjuang dan selamat mempergunakan peluang dan kesempatan yang datang dalam kehidupan kita sehari-hari.