Jangan Banyak Mimpi, Jika Tak Siap Merealisasikan
Ternyata, bermimpi itu perih, bagi orang-orang yang tak siap untuk merealisasikannya.
Bagaimana tidak perih, harapan setinggi langit, namun kenyataan hanya setinggi atap dapur yang ada di rumah kita.
Walahhhh Gustihh….! Trus, sapa yang mau disalahkan; apakah mimpinya yang salah, atau orang yang Mpunya mimpi yang salah? Hehehhee…..!
Tentu, kita harus bijak menyikapinya. Yang salah, bisa mimpinya atau bahkan orang yang punya mimpi.
Kok bisa begitu?
Jadi makin bingung nichh….!
Ya, mungkin saja mimpinya yang salah. Salah satu kesalahannya, hal yang diimpikan tak terukur. Contoh, mimpi ingin punya rumah di awan. Hehehhe…! Itu mah bukan mimpi, tapi Ngayal….!
Dan mungkin, yang salah adalah orang yang Mpunya mimpi. Contoh, orang yang bermimpi tentang suatu hal. Dan setelah bermimpi, dirinya tak bergegas untuk merealisasikan impiannya. Namun, dirinya tidur kembali.
Waduh…..! Kalau begitu, sebanyak apapun impiannya, pasti hanya akan jadi luka yang perih.
Perlu saya tegaskan kembali. Mimpi itu perih, bagaikan garam ditabur di atas luka. Namun, bagi yang berani bermimpi, dengan impian yang terukur dan mampu merealisasikannya, mimpi akan jadi hal yang sangat indah pada waktunya.
Dan bagi seorang pemimpi, yang tak siap untuk lakukan enam hal di bawah ini, sebaiknya jangan sekali-kali berani bermimpi.
Sebagai contoh, Anda ingin memiliki penghasilan Rp 10 juta per bulan. Sementara, penghasilan saat ini hanya Rp 5 juta saja, yang didapatkan sebagai seorang karyawan. Impian tersebut, hanya akan jadi impian, jika Anda tidak mau merealisasikannya, dan bahkan ditambah lagi tak mau bangun pagi-pagi.
Coba, seandainya mau bangun pagi-pagi sebelum berangkat kerja, ada banyak hal yang bisa dikerjakan di pagi hari untuk tambah penghasilan jadi Rp 10 juta. Bisa dengan membuat kue, masarin jualan saudara atau kawan lewat internet, menulis buku di pagi hari, dan banyak hal lainnya.
Ingat, pagi itu golden time, dan sangat baik untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang ada. Dan bagi Anda yang tak mau bangun pagi, sebaiknya tak usah memiliki impian. Karena impian yang menyembul di benak kita, hanya akan jadi luka perih yang menganga.
Bangun pagi itu lelah, berpikir itu lelah, kepanasan itu lelah, dan bahkan dimarahin klien itu lelah. Namun, lelah itu akan terbayar, jika apa yang kita impikan bisa terwujud.
Namun, bagi Anda yang tak mau berlelah-lelah, sebaiknya tak usah punya impian. Karena, impian hanya dikhususkan bagi orang yang mau berlelah-lelah.
Contoh, Anda bermimpi untuk jadi wirausahawan yang memiliki omset ratusan juta rupiah. Setelah usaha dijalankan sampai satu tahun, karena belum menampakkan hasil yang cukup baik, Anda tutup usaha tersebut.
Kemudian, selang satu bulan usaha tutup, ada teman yang ngajakin bekerja di sebuah perusahaan. Kemudian, Anda ngubah jalur dari yang sebelumnya wirausahawan jadi pekerja. Karena, usaha yang dijalankan menurut prediksi Anda, tidak akan berkembang.
Dan selang satu tahun jadi karyawan, Anda resign dari tempat kerja. Kemudian memutuskan jadi wirausahawan kembali.
Nah, dari contoh di atas, sudah cukup jelas, bahwa orang tersebut tak serius dengan impiannya sendiri. Hal tersebut, nampak dari tidak konsisten dirinya dalam memilih impian.
Maka dari itu, jika Anda sudah menetapkan sebuah impian, tekunilah dan pelajari seluk beluk impian tersebut. Sehingga, apa yang Anda impikan jadi nyata.
Bukan itu saja, stress juga bisa melanda bagi seseorang yang memiliki impian tinggi. Apalagi, impian tersebut tak lekas tercapai.
Namun, saya bukan hendak mengatakan bahwa orang yang memiliki impian pasti akan dilanda stress. Hanya saja, saya hendak mengatakan bahwa bagi orang yang tak mau stress, sebaiknya jangan memiliki impian.
Hal yang harus diketahui adalah, stress itu biasa dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagaimana caranya kita memanajemen stress tersebut, agar kita bisa terhindar dari stress, akibat impian kita sendiri. Dan kemudian, kita mampu merealisasikan impian kita, dengan cara memanajemen stress tersebut.
Waduhhh….!
Jadi, bagi orang yang mau makan siang, dengan menu yang enak. Maka, dirinya harus mengeluarkan uang. Dan uang yang akan dikeluarkan, harus didapatkan dari hasil jerih payah.
Artinya, segala sesuatu yang ada di dunia ini tak ada yang didapatkan secara gratis. Seluruhnya, didapatkan dengan adanya pengorbanan yang diberikan oleh seseorang.
Maka dari itu, bagi kita yang memiliki impian. Apa saja yang kita impikan, harus ada hal yang dikorbankan. Pengorbanan, ada yang bersifat materi ataupun non-materi.
Dan bagi seseorang yang tak siap berkorban untuk merealisasikan impiannya, baik materi ataupun non-materi, sebaiknya urungkan saja dan tak usah memiliki impian.
Karena, impian itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang mau dan rela berlelah-lelah, rela stress, rela berpanas-panasan, rela mengorbankan waktu dan kesenangan, rela mengorbankan tenaga, dan bahkan rela melakukan segala hal agar impian bisa tercapai.
Dan bagi orang yang sudah siap melakukan berbagai hal dan mau berjuang, berarti Anda merupakan orang yang boleh bermimpi.
Ingat, impian hanya akan jadi impian yang menyakitkan, jika Anda tak siap melakukan enam hal yang telah disebutkan sebelumnya.
Bagaimana tidak perih, harapan setinggi langit, namun kenyataan hanya setinggi atap dapur yang ada di rumah kita.
Walahhhh Gustihh….! Trus, sapa yang mau disalahkan; apakah mimpinya yang salah, atau orang yang Mpunya mimpi yang salah? Hehehhee…..!
Tentu, kita harus bijak menyikapinya. Yang salah, bisa mimpinya atau bahkan orang yang punya mimpi.
Kok bisa begitu?
Jadi makin bingung nichh….!
Ya, mungkin saja mimpinya yang salah. Salah satu kesalahannya, hal yang diimpikan tak terukur. Contoh, mimpi ingin punya rumah di awan. Hehehhe…! Itu mah bukan mimpi, tapi Ngayal….!
Dan mungkin, yang salah adalah orang yang Mpunya mimpi. Contoh, orang yang bermimpi tentang suatu hal. Dan setelah bermimpi, dirinya tak bergegas untuk merealisasikan impiannya. Namun, dirinya tidur kembali.
Waduh…..! Kalau begitu, sebanyak apapun impiannya, pasti hanya akan jadi luka yang perih.
Perlu saya tegaskan kembali. Mimpi itu perih, bagaikan garam ditabur di atas luka. Namun, bagi yang berani bermimpi, dengan impian yang terukur dan mampu merealisasikannya, mimpi akan jadi hal yang sangat indah pada waktunya.
Dan bagi seorang pemimpi, yang tak siap untuk lakukan enam hal di bawah ini, sebaiknya jangan sekali-kali berani bermimpi.
PERTAMA: Tak Siap Bangun di Pagi Hari
Bagi orang yang tak siap bangun pagi-pagi, sebaiknya urungkan saja impian-impian indah yang dimlikinya. Karena, pagi hari merupakan golden time yang cukup baik bagi seseorang, untuk merealisasikan ataupun menyusun strategi impian-impian yang dimiliki.Sebagai contoh, Anda ingin memiliki penghasilan Rp 10 juta per bulan. Sementara, penghasilan saat ini hanya Rp 5 juta saja, yang didapatkan sebagai seorang karyawan. Impian tersebut, hanya akan jadi impian, jika Anda tidak mau merealisasikannya, dan bahkan ditambah lagi tak mau bangun pagi-pagi.
Coba, seandainya mau bangun pagi-pagi sebelum berangkat kerja, ada banyak hal yang bisa dikerjakan di pagi hari untuk tambah penghasilan jadi Rp 10 juta. Bisa dengan membuat kue, masarin jualan saudara atau kawan lewat internet, menulis buku di pagi hari, dan banyak hal lainnya.
Ingat, pagi itu golden time, dan sangat baik untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang ada. Dan bagi Anda yang tak mau bangun pagi, sebaiknya tak usah memiliki impian. Karena impian yang menyembul di benak kita, hanya akan jadi luka perih yang menganga.
KEDUA: Tak Siap Berlelah-Lelah
Memiliki impian itu lelah. Karena, impian tak akan jadi nyata, jika kita tak mau mengeluarkan keringat untuk berani merealisasikannya.Bangun pagi itu lelah, berpikir itu lelah, kepanasan itu lelah, dan bahkan dimarahin klien itu lelah. Namun, lelah itu akan terbayar, jika apa yang kita impikan bisa terwujud.
Namun, bagi Anda yang tak mau berlelah-lelah, sebaiknya tak usah punya impian. Karena, impian hanya dikhususkan bagi orang yang mau berlelah-lelah.
KETIGA: Tak Siap Menyeriusi Impian
Ingat, impian itu harus diseriusi, dan bukan maen-maen. Karena, kalau tidak diseriusi dan maen-maen dengan impian Anda, pasti hasilnya juga tidak serius dan nampak maen-maen.Contoh, Anda bermimpi untuk jadi wirausahawan yang memiliki omset ratusan juta rupiah. Setelah usaha dijalankan sampai satu tahun, karena belum menampakkan hasil yang cukup baik, Anda tutup usaha tersebut.
Kemudian, selang satu bulan usaha tutup, ada teman yang ngajakin bekerja di sebuah perusahaan. Kemudian, Anda ngubah jalur dari yang sebelumnya wirausahawan jadi pekerja. Karena, usaha yang dijalankan menurut prediksi Anda, tidak akan berkembang.
Dan selang satu tahun jadi karyawan, Anda resign dari tempat kerja. Kemudian memutuskan jadi wirausahawan kembali.
Nah, dari contoh di atas, sudah cukup jelas, bahwa orang tersebut tak serius dengan impiannya sendiri. Hal tersebut, nampak dari tidak konsisten dirinya dalam memilih impian.
Maka dari itu, jika Anda sudah menetapkan sebuah impian, tekunilah dan pelajari seluk beluk impian tersebut. Sehingga, apa yang Anda impikan jadi nyata.
KEEMPAT: Tak Siap Menahan Stres
Banyak hal yang akan menyebabkan seseorang stress. Mulai dari makanan yang tak sehat, pola hidup yang tak sehat, kerjaan di kantor, hingga kemacetan yang ada di jalan.Bukan itu saja, stress juga bisa melanda bagi seseorang yang memiliki impian tinggi. Apalagi, impian tersebut tak lekas tercapai.
Namun, saya bukan hendak mengatakan bahwa orang yang memiliki impian pasti akan dilanda stress. Hanya saja, saya hendak mengatakan bahwa bagi orang yang tak mau stress, sebaiknya jangan memiliki impian.
Hal yang harus diketahui adalah, stress itu biasa dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagaimana caranya kita memanajemen stress tersebut, agar kita bisa terhindar dari stress, akibat impian kita sendiri. Dan kemudian, kita mampu merealisasikan impian kita, dengan cara memanajemen stress tersebut.
KELIMA: Tak Siap Berkorban
No Free-Lunch, artinya “tak ada makan siang gratis”.Waduhhh….!
Jadi, bagi orang yang mau makan siang, dengan menu yang enak. Maka, dirinya harus mengeluarkan uang. Dan uang yang akan dikeluarkan, harus didapatkan dari hasil jerih payah.
Artinya, segala sesuatu yang ada di dunia ini tak ada yang didapatkan secara gratis. Seluruhnya, didapatkan dengan adanya pengorbanan yang diberikan oleh seseorang.
Maka dari itu, bagi kita yang memiliki impian. Apa saja yang kita impikan, harus ada hal yang dikorbankan. Pengorbanan, ada yang bersifat materi ataupun non-materi.
Dan bagi seseorang yang tak siap berkorban untuk merealisasikan impiannya, baik materi ataupun non-materi, sebaiknya urungkan saja dan tak usah memiliki impian.
KEENAM: Tak Siap Segalanya
Dan yang terakhir, bagi Anda yang tak siap untuk melakukan berbagai hal, tentu yang dibenarkan dan dihalalkan untuk merealisasikan impian, sebaiknya tak usah punya impian.Karena, impian itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang mau dan rela berlelah-lelah, rela stress, rela berpanas-panasan, rela mengorbankan waktu dan kesenangan, rela mengorbankan tenaga, dan bahkan rela melakukan segala hal agar impian bisa tercapai.
Dan bagi orang yang sudah siap melakukan berbagai hal dan mau berjuang, berarti Anda merupakan orang yang boleh bermimpi.
Ingat, impian hanya akan jadi impian yang menyakitkan, jika Anda tak siap melakukan enam hal yang telah disebutkan sebelumnya.